Debat sengit Muhammadiyah dengan ilmuwan BRIN tentang hisab dan rukyat

tentang hisab dan rukyat
hisab dan rukyat
banner 678x960

banner 400x400


Hajinews.id – Ramadan tinggal 1 hari lagi. Untuk memastikan awal puasa, Pemerintah melalui Kementerian Agama akan menyelenggarakan sidang Isbat pada Rabu, 22 Maret 2023 untuk menandai awal Ramadan 1444 Hijriah. Rangkaian acara Isbat tahun ini untuk menandai dimulainya Ramadan masih berlangsung dengan cara hybrid atau gabungan antara daring (online) dan luring (luar jaringan).

Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama, Adib, selain melibatkan Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama, sidang juga mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, perwakilan ormas Islam, dan lainnya. Selain data hisab, sidang isbat juga akan merujuk pada hasil rukyatul hilal yang akan dilaksanakan pada 123 lokasi di seluruh Indonesia.

Bacaan Lainnya



Sekitar satu setengah bulan lalu, Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Ramadan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Dengan begitu, salat tarawih pertama dilaksanakan pada Rabu besok.

“PP Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023. Kedua, 1 Syawal jatuh pada Jumat Pahing, 21 April 2023,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, Senin, 6 Februari 2023.

Penentuan awal puasa dan Lebaran dilakukan berdasarkan hasil hisab oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Muhammadiyah menetapkan awal bulan Qomariah termasuk Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tidak berdasarkan penampakan. Melainkan berdasarkan posisi geometris benda-benda langit, seperti matahari, bumi, dan bulan. “Jadi posisinya, bukan nampaknya,” kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Tarjih dan Tajdid, Syamsul Anwar.

Anwar menjelaskan, syarat pertama penentuan Ramadan adalah sudah terjadi ijtima, yang artinya bulan telah mengelilingi bumi dengan satu putaran sinodis. Satu putaran sinodis untuk Ramadan tercapai pada 22 Maret 2023 pukul 00.25,41 WIB.

“Kedua, ijtima terjadi sebelum matahari tenggelam. Ketiga, pada saat matahari tenggelam, bulan masih di atas ufuk belum tenggelam. Syarat ini terpenuhi pada Rabu, 22 Maret 2023. Oleh karena itu, 1 Ramadan jatuh pada 23 Maret 2023.”

Bertahun-tahun Muhammadiyah menggunakan metode hisab (perhitungan) untuk menentukan awal Ramadan. Sebaliknya, pemerintah dan organisasi masyarakat (ormas) Islam lainnya, seperti Nahdlatul Ulama (NU), menggunakan metode rukyat (pengamatan). Muhammadiyah menggunakan kriteria Wujudul Hilal, sedangkan ormas-ormas Islam lain dan pemerintah menggunakan kriteria Imkan Rukyat (visibilitas hilal).

Wujudul Hilal teori usang

Menurut Profesor Riset Astronomi-Astrofisika di Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Thomas Djamaluddin, memandang bahwa kriteria Wujudul Hilal yang dipedomani Muhammadiyah sudah ditinggalkan. Ia menyebut teori Wujudul Hilal mirip seperti geosentris yang menganggap bumi sebagai pusat.

Wujudul Hilal, kata dia, tidak mungkin dilihat jika itu dekat ufuk. Ketika matahari mendahului bulan atau terbenam lebih dahulu dibandingkan dengan matahari itu disebut wujudul hilal. “Ini sesungguhnya teori geosentrik, bumi sebagai pusat dan bulan itu mengelilingi bumi. Itu yang kemudian saya sebut teori usang,” kata dia.


banner 800x800

Pos terkait


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *