Keutamaan Haji, Sabar dan Usaha Jadi Kuncinya

Keutamaan Haji
Keutamaan Haji
banner 678x960

banner 678x960

banner 678x960


Oleh: Asrorun Niam, Ketua MUI Bidang Fatwa, 

Hajinews.id – Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim bagi yang mampu. Keutamaan menunaikan ibadah haji terus membuat sebagian calon jamaah haji bersabar menunggu giliran menuju Tanah Suci, Mekkah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960


Ketua MUI, Asrorun Niam mengatakan ibadah haji dan umrah pada prinsipnya wajib bagi setiap muslim yang mampu. Ibadah haji merupakan salah satu ibadah istimewa.

“Sementara kalau umrah yang mandiri tidak dikaitkan dengan palaksanaan ibadah haji, hukum asalnya adalah sunnah,” katanya dalam keterangan tertulisnya.

Niam berpendapat kewajiban haji dibebankan bagi yang memenuhi persyaratan seperti memiliki kemampuan bekal baik fisik maupun finansial untuk melakukan perjalanan ke tanah suci.

“Jika pelaksanaan ibadah haji menuntut adanya pembayaran sejumlah uang, maka ketika dia cukup kepentingan pembayaran uang, maka dia harus membayarkan sejumlah uang. Dan juga upaya menuju ibadah haji dengan mendaftar, maka mendaftar itu hukumnya wajib,” ujar dia.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah 2015-2020, Tafsir, mengatakan perbedaan haji dan umrah salah satunya terletak pada masa pemberangkatan.

“Untuk haji, waktu dan tempat sudah ditentukan. Kalau umrah, tempatnya saja, waktunya tidak ditentukan,” kata dia.

Oleh karena itu, haji merupakan momentum umat muslim seluruh dunia berkumpul di satu tempat. Sehingga, kata dia, hal itu yang membuat orang yang akan berangkat haji harus terlebih dahulu antre.

“Karena kapasitas haji di Mekah dan Arafah itu hanya kira-kira empat juta orang, sementara peminatnya pasti jauh lebih banyak. Maka itu dibuat kebijakan setiap 1.000 muslim ada satu yang ibadah haji [dalam satu tahun]” jelas dia.

Dia mengilustrasikan jika penduduk muslim di Indonesia berjumlah 210 juta, maka yang berangkat sekitar 210.000. Hal ini lah yang membuat masa tunggu haji relatif lama.

“Ini tidak bisa dipaksakan agar bisa cepat, karena kan wilayah Arab Saudi tidak berkembang, kalau kapasitasnya 4 juta dan dipaksakan misal 8 juta orang nanti malah dikhawatirkan ada musibah,” ujar dia.

Meski masa tunggu relatif lama, menurutnya kesabaran menunggu giliran untuk berangkat ke Tanah Suci itu sudah dihitung sebagai kebaikan dan mendapat pahala. Bahkan, dia menambahkan, di dalam Islam, niat saja sudah dihitung pahala.

“Sehingga tidak usah kemudian resah karena sudah daftar tapi belum berangkat,” tambah dia.

Tafsir menambahkan selain niat dan kesabaran menunggu perlu juga diiringi dengan doa agar bisa berangkat tepat pada waktu yang sudah dijadwalkan.

“Selebihnya tinggal tawakal kepada Allah, bahwa kita sudah niat untuk haji, tetapi kuasa sepenuhnya ada di tangan Allah. Dan yang perlu digarisbawahi, Allah itu tidak melihat hasil, tapi melihat usaha kita untuk menunaikan haji,” ujar dia.

Salah satu calon jemaah haji asal Boyolali, Punto, 32, sudah mendaftar haji pada Desember 2019. Dia menyetor uang senilai Rp25 juta untuk bisa secara resmi terdaftar sebagai calon jemaah haji.

Menurutnya jumlah atau total biaya tidak menjadi soal buatnya, yang terpenting niat menunaikan kewajiban yang termaktub di rukun islam yang ke-lima.


banner 800x800

Pos terkait



banner 400x400

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *