Hajinews.id – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamofobia. Islamofobia telah digambarkan sebagai ketakutan, prasangka, dan kebencian terhadap Muslim.
President of Nusantara Foundation, Profesor Imam Shamsi Ali, mengatakan upaya yang dilakukan untuk penggiringan opini tentang Islamofobia sedang dilakukan. Ini disebut mitos, yang dibesar-besarkan dan kemudian tumbuh seolah-olah itu nyata.
“Tapi kenyataannya, hanya pelaku di Time Square yang kebetulan mengaku Muslim agamanya, disebut-sebut di media massa seperti Muslim radical, Islamic extremist, dan lain-lain,” ujar dia.
Kenyataan ini pun disebut menyampaikan beberapa fakta tentang Islamofobia di Negeri Paman Sam tersebut. Salah satunya adalah tentang betapa nyatanya Islamofobia dan jika kecenderungan kesalah pahaman dan ketakutan itu mulai berkurang, nantinya akan terjadi lagi peristiwa yang kembali menguatkannya.
The Brookings Institute pada 29 Desember 2022 lalu mengumumkan hasil survey, yang menyimpulkan 78 persen masyarakat Amerika mulai melihat agama Islam dengan pandangan positif. Hal ini nampaknya mendapat reaksi dengan pembacokan polisi di Time Square, yang mana hal itu terjadi saat jutaan mata manusia tertuju ke sana karena perayaan akhir tahun.
“Kedua, Islamofobia itu bukan baru. Secara teologis dan fakta historis, Islamofobia telah menjadi bagian dari perjalanan dakwah Islam. Ayat-Ayat Alquran maupun sejarah para Rasul dan Nabi bukan hal yang baru,” ujar Shamsi Ali.
Jika dikaji ulang perjalanan sejarah Islam di dunia Barat, termasuk Amerika, ketakutan yang mengantar kepada kebencian dan permusuhan bersifat historis. Peperangan yang terjadi yang melibatkan dunia Islam, dari Afghanistan, Irak-Iran, Teluk 1 dan 2, hingga ke terbentuknya Taliban yang mengantar kepada peristiwa 9/11 di tahun 2001, semuanya tidak bisa terlepas dari upaya membangun persepsi tentang Islam yang berbahaya.
Selanjutnya, Shamsi Ali menyebut Islamofobia akan menjadi bagian alami dari perjalanan dakwah dan keislaman Umat. Selain diyakini secara teologis dan menjadi fakta historis, kenyataannya memang Islamofobia tidak terhenti hanya karena faktor-faktor sesaat.
Pergantian Presiden Amerika misalnya, dari Donald Trump Ke Biden, disebut tidak menghilangkan Islamofobia. Realita ini yang disampaikan oleh Allah SWT secara tersirat di Surah As-Soff ayat 8, dengan kata “yuriiduuna liyuthfiu nuurallah” (mereka ingin memadamkan cahaya Allah).
“Kata “uuriiduuna” ini dikenal sebagai bentuk “fi’il mudhori’l atau “present/continuous tense”, yang menggambarkan keadaan sekarang dan berkelanjutan ke masa depan,” ucap dia.
Sumber: republika