Kultum 6: Setiap Ummatku Mendapat Ampunan, Kecuali Mujahiriin

Setiap Ummatku Mendapat Ampunan
Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.
banner 678x960

banner 678x960

banner 678x960


Oleh: Dr. H. Rubadi Budi Supatma, Wakil Ketua Departemen Kelembagaan dan Hubungan Luar Negeri Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia, PP IPHI.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Bacaan Lainnya
banner 678x960


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

Pembaca yang dirahmati Allah,

Hajinews.id – Setiap anak Adam, kita semua ini, pasti pernah berbuat dosa. Mungkin dosa itu besar dan mungkin dosa itu kecil. Kita tidak tahu karena besar atau kecilnya dosa itu akan ditunjukkan ketika kita dibalas di akhirat nanti. Tapi ada juga dosa-dosa yang memang sudah dijelaskan dan dipastikan bahwa dosa itu besar, misalnya dosa meninggalkan sholat, dosa syrik, dan lain-lain.

Nah, setiap dosa itu akan diampuni Allah asalkan si pelaku dosa mau bertobat dan berjanji untuk tidak mengulangi lagi. Repotnya, tidak semua orang merasa bahwa dirinya berdosa. Karena tidak merasa berdosa dan tidak tahu, maka dia tidak akan mohon ampunan atas dosanya itu. Untuk itu, kita semua ini harus sering-sering introspeksi, menghitung-hitung diri atau muhasabah, agar kita sadar bahwa kita semua ini penuh dengan dosa.

Dalam hidup ini ada dua dosa yang tidak akan diampui oleh Allah. Dua dosa itu adalah dosa ‘syirik’ dan dosa ‘jahir’. Kalau dosa syirik kita semua sudah paham, bahwa syrik itu adalah menyekutukan Allah atau menganggap bahwa ada kekuasaan yang setarap dengan kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala. Yang berbahaya dalam dosa syirik ini jika si pelaku tidak merasa berdosa adalah kalau dosa ini sampai terbawa mati. Padahal, syirik adalah dosa yang sangat besar dan Allah tidak akan mengampuni, Allah berfirman,

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ

مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ

بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Artinya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang menyekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar (Qur’an Surah an-Nisa’ ayat 48).

Meskipun syirik itu ada yang besar ada yang kecil, daan bermacam-macam, kita harus tetap hati-hati karena dosa syirik dapat menghapus amal sholeh kita. Nah, selain dosa syirik ada dosa yang tidak akan diampuni Allah, yaitu dosa ‘jahir’. Dosa jahir adalah dosa yang dipamerkan atau dibanggakan oleh pelakunya. Jahir itu artinya ‘keras’ atau ‘lantang’ atau ‘nyaring’. Jadi dosa jahir adalah dosa yang dikeraskan, dinyaringkan, atau dipamerkan agar orang lain mendengar atau melihat. Pelakunya disebut ‘mujahirin’.

Pada jaman seperti sekarang ini banyak sekali dosa yang dipamerkan. Misalnya saja, misuh yang ditulis di kaos, kata-kata jorok ditulis di kaos. Ini kan pamer? Bahkan anak-anak kecil sudah ikut-ikutan bangga dengan tulisan-tulisan seperti ini. Lihat saja, di kaos anak-anak yang masih kecil banyak tertulis, NEK AKU BONEK, KOEN KATE LAPO? Bahkan ada yang misuh ditulis dengan huruf ukuran besar di kaos mereka. Ini namanya memamerkan dosa misuh. Padahal Rasulullah sudah mewanti-wanti dengan sabda yang versi panjangnya,

عَنِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ  صلى الله عليه وسلم

يَقُولُ  كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ ،

وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ

بِاللَّيْلِ عَمَلاً ، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ ،

فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا ،

وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ

سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ

Artinya:

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, semua umatku dima’afkan kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam hari, kemudian ketika pagi dia berkata [kepada orang lain], Hai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu!, padahal di waktu malam Rabbnya telah menutupinya [yaitu tidak ada orang yang mengetahuinya], namun di waktu pagi dia membongkar tirai Allah terhadapnya [yakni membukanya untuk orang lain] (HR. Bukhari, no. 6069; Muslim, no. 2990).


Ada beberapa contoh lagi dosa yang sudah disadari, tetapi justru dipamerkan atau dibanggakan kepada banyak orang. Kita juga tahu mengumbar aurat adalah dosa. Tapi justru ada manusia yng tampil dengan memamerkan aurat dan pakaian yang seksi di depan banyak orang. Bukankah ini termasuk mujahirin?  Lelaki berpenampilan wanita adalah haram, tetapi malah dipamerkan di hadapan banyak orang dan bahkan memperjuangka untuk dilegalkan. Ini juga mujahirin, dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Bangga atau pamer dengan dosa merupakan sebuah ‘pernyataan perang’ melawan Allah secara langsung. Dengan demikian pelakunya menyatakan perang menantang Allah. Padahal seharusnya setiap dosa sekecil apapun harus kita tutup dan rahasiakan. Jika kita merasa berbuat dosa sekecil apapun, kita harusnya menyesalinya. Penyesalan inilah yg membuat kita meminta ampun dan bertobat. Bahkan jika kita sensitive dengan dosa, kita akan langsung beristighfar dan mohon ampun.

Semoga sedikit yang kita baca ini menjadi pengingat kita untuk berhati-hati dan selalu bersyukur karena dijadikan Allah hamba yang berIslam dan beriman, dan kalau sekiranya bisa memberi manfaat bagi yang lain, mari kita share kultum ini kepada sanak saudara dan handai taulan serta sahabat semuanya, semoga menjadi jariyah kita semua, aamiin.

اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sumber :  Ahmad Idris Adh   

—ooOoo—

 


banner 800x800

Pos terkait



banner 400x400

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *